Rabu, 27 Oktober 2010

Pengungsi Merapi Mulai Mengeluh

JAKARTA – Ratusan pengungsi Gunung Merapi mulai mengeluhkan kondisi barak pengungsian. Pasalnya, mereka kesulitan dalam urusan mandi, cuci, dan kakus (MCK).

Pantauan di lokasi pengungsian Krodinangun, Sleman, ratusan warga yang sudah dievakuasi sejak Senin pagi kemarin nampak kesulitan untuk mandi. Akhirnya, warga yang didominasi lansia, ibu hamil, dan balita tersebut hanya bisa berkumpul dengan kondisi seadanya.

“Kami juga sangat membutuhkan sabun, handuk, sikat gigi dan peralatan mandi lainnya,” keluh seorang warga, Selasa (26/10/2010).

Kendati demikian, pemerintah sudah menyiapkan berbagai bantuan seperti tenda, tikar, dan logistik berupa beberapa jenis makanan. Namun, hal ini dirasa masih kurang mengingat cukup banyaknya jumlah pengungsi.

Sementara itu, kondisi Gunung Merapi hingga pukul 09.45 WIB masih belum terlihat karena tertutup kabut. Info terakhir, kondisi Gunung Merapi kian kritis.Mulai pukul 06.00 WIB kemarin, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menaikkan status Merapi dari siaga menjadi awas.

Keputusan status awas diambil berdasar data yang diperoleh melalui pengamatan seismik maupun visual terhadap puncak gunung yang menunjukkan gejala peningkatan aktivitas vulkanik. Gejala itu mengarah pada erupsi yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

“Perkembangan cukup signifikan untuk menaikkan status dari siaga menjadi awas. Terjadi peningkatan jumlah dan energi gempa bumi sejak 22 Oktober,” ujar Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Surono, di Kantor BBPTK Yogyakarta kemarin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar